Rambut di telinga.

Menurut para ilmuwan, memiliki rambut di dalam telinga mungkin bisa menjadi pertanda penyakit jantung. Pernyataan ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Dr. Sanders T. Frank dan timnya yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lipatan diagonal pada daun telinga mungkin merupakan tanda dari penyakit arteri. CAD merupakan masalah kesehatan dimana akumulasi lilin menumpuk di dalam arteri dan menyebabkan aterosklerosis.

Karena ada kaitannya dengan organ telinga-hati, para ilmuwan bekerja sama dengan dokter kulit untuk menemukan jawabannya. Menurut surat yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine di tahun 1984, ada hubungan kuat antara rambut di telinga dengan penyakit arteri koroner.


Penelitian ini melibatkan 43 peserta laki-laki dan 20 peserta perempuan, 90 persen orang yang memiliki lipatan diagonal pada daun telinganya mengalami gagal jantung. Kelompok dokter, termasuk Richard F. Wagner dari Boston University Medical School, mengasumsikan bahwa penyebab pembekuan dalam pembuluh darah mungkin karena paparan jangka panjang androgen, yaitu hormon pada laki-laki.

Pada bulan Juni 2006, Edston E menerbitkan studi American Journal of Forensic Medical Pathology. Ia melakukan 520 otopsi yang diukur berdasarkan rambut telinga, lipatan daun telinga, kebotakan, ketebalan lemak perut, berat badan limpa, penyebab kematian, dan lain-lain. Ditemukan bahwa ELC (lipatan daun telinga) sangat berkolerasi dengan CAD pada laki-laki dan perempuan (P <0,0001), tetapi dengan kematian serangan jantung mendadak (SCD) hanya pada pria (P<0,04). Semakin muda pasien, semakin tinggi nilai prediksi positifnya.

Meskipun hubungan antara rambut telinga dan serangan jantung masih belum jelas, tetapi semua peserta mengalami hal yang sama. Beberapa orang percaya bahwa suplemen testosteron mungkin menjadi pelakunya, sementara yang lain berpikir, orang gemuk dan berbulu akan mengalami kematian paling akhir.


Sumber: Be Extra Healthy Now
 
close